Sabtu, 11 Januari 2014

tata cara


TATA UPACARA
TARI TOPENG IRENG

Upacara Tarian Topeng Ireng ini dalam pelaksanaannya selama dua hari,naming untuk pertunjukan Tari Topeng Ireng sendiri dilaksanakan pada hari kedua dimana hari kedua adalah hari puncaknya.
Ø  Dihari pertama : Dilaksanakan upacara “Jenang Abang Putih”. Upacara tersebut adalah upacara yang bertujuan untuk memohon keselamatan dan kelancaran dalam melaksanakan upacara tradisi tersebut. Selain itu upacara tersebut dilaksanakan dengan ditandai pembangunan panggung pertunjukannya,dengan dipimpin oleh sesepuh desa terlebih dahulu dilaksanakan upacara adat dengan beberapa sesajen seperti : kopi,the,bunga tujuh rupa,kelapa muda,buah-buahan,dan yang paling penting adalah jenang abang dan jenang putihnya.
Ø  Setelah diadakan upacara “Jenang Abang Putih”  barulah panggung pertunjukan boleh dibangun untuk pertunjukan dihari yang kedua. Dengan ditunggui oleh sesepuh desa dan tokoh desa panggung dibangun. Dilihat dari langkah-langkah upacara adat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa upacara “Jenang Abang Putih” tersebut dilaksanakan untuk memohon keselamatan dan kelancaran untuk acara yang akan dilaksanakan,dijauhkan dari musibah(yang dilambangkan dengan Jenang Abang) dan di beri keselamatan,rejeki,kelancaran,dan manfaat(yang dilambangakan dengan  Jenang Putih).
Ø  Jatuh pada hari pelaksanaan,dihari kedua. Waktunya diambil pada malam hari setelah Isya,para penari dihias dengan kostum yang sudah disiapkan oleh panitia,tidak ada upacara khusus sebelum pelaksanaan,hanya memperbarui sesajen yang kemarin dipersembahkan dengan yang baru oleh sesepuh desa.
Ø  Kemudian para penari “Topeng Ireng” masuk dengan tarian yang energik dan unik karena kostumnya. Diiringi oleh musik yang konon kata dari salah satu tokoh desa menggunakan Laras Pelog Nem. Gerakan yang enekgik dengan kaki menghentak-hentakkan ke tanah layaknya prajurit yang sedang berjalan dalam pasukan yang sangat besar.
Ø  Namun untuk penari laki-laki dan perempuan dikelompokkan. Jadi,pada awal acara penari laki-laki dengan gerakan yang energik dan unik yang tampil terdahulu setelah itu mendekati akhir acara kelembutan dan ayunan tangan yang begitu indah ditampilkan oleh penari “Topeng Ireng” perempuan. Di desa tersebut salah satu tokoh(Bp.Tapa) mengutamakan atau lebih tepatnya merangkul para kaum muda untuk menjadi penari,selain hanya sekedar mengisi waktu luang para kaum muda,beliau juga berpendapat agar para remaja dapat menjaga dan melestarikan budaya ibunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar