TATA UPACARA
TARI TOPENG IRENG
Upacara Tarian Topeng Ireng ini
dalam pelaksanaannya selama dua hari,naming untuk pertunjukan Tari Topeng Ireng
sendiri dilaksanakan pada hari kedua dimana hari kedua adalah hari puncaknya.
Ø Dihari pertama : Dilaksanakan
upacara “Jenang Abang Putih”. Upacara tersebut adalah upacara yang bertujuan
untuk memohon keselamatan dan kelancaran dalam melaksanakan upacara tradisi
tersebut. Selain itu upacara tersebut dilaksanakan dengan ditandai pembangunan
panggung pertunjukannya,dengan dipimpin oleh sesepuh desa terlebih dahulu
dilaksanakan upacara adat dengan beberapa sesajen seperti : kopi,the,bunga
tujuh rupa,kelapa muda,buah-buahan,dan yang paling penting adalah jenang abang
dan jenang putihnya.
Ø Setelah diadakan upacara “Jenang
Abang Putih” barulah panggung
pertunjukan boleh dibangun untuk pertunjukan dihari yang kedua. Dengan
ditunggui oleh sesepuh desa dan tokoh desa panggung dibangun. Dilihat dari
langkah-langkah upacara adat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa upacara
“Jenang Abang Putih” tersebut dilaksanakan untuk memohon keselamatan dan
kelancaran untuk acara yang akan dilaksanakan,dijauhkan dari musibah(yang
dilambangkan dengan Jenang Abang) dan di beri keselamatan,rejeki,kelancaran,dan
manfaat(yang dilambangakan dengan Jenang
Putih).
Ø Jatuh pada hari pelaksanaan,dihari
kedua. Waktunya diambil pada malam hari setelah Isya,para penari dihias dengan
kostum yang sudah disiapkan oleh panitia,tidak ada upacara khusus sebelum
pelaksanaan,hanya memperbarui sesajen yang kemarin dipersembahkan dengan yang
baru oleh sesepuh desa.
Ø Kemudian para penari “Topeng Ireng”
masuk dengan tarian yang energik dan unik karena kostumnya. Diiringi oleh musik
yang konon kata dari salah satu tokoh desa menggunakan Laras Pelog Nem. Gerakan
yang enekgik dengan kaki menghentak-hentakkan ke tanah layaknya prajurit yang
sedang berjalan dalam pasukan yang sangat besar.
Ø Namun untuk penari laki-laki dan
perempuan dikelompokkan. Jadi,pada awal acara penari laki-laki dengan gerakan
yang energik dan unik yang tampil terdahulu setelah itu mendekati akhir acara
kelembutan dan ayunan tangan yang begitu indah ditampilkan oleh penari “Topeng
Ireng” perempuan. Di desa tersebut salah satu tokoh(Bp.Tapa) mengutamakan atau
lebih tepatnya merangkul para kaum muda untuk menjadi penari,selain hanya
sekedar mengisi waktu luang para kaum muda,beliau juga berpendapat agar para remaja
dapat menjaga dan melestarikan budaya ibunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar